Pemanasan global adalah kejadian meningkatnya temperatur rata-rata atmosfer, laut dan daratan bumi. Pada saat ini bumi menghadapi pemanasan yang cepat. Menurut para ahli meteorologi, selama seratus tahun terakhir, rata-rata temperatur ini telah meningkat dari 15oC menjadi 15.6oC. Hasil pengukuran yang lebih akurat oleh stasiun meteorologi dan juga data pengukuran satelit sejak tahun 1957, menunjukkan bahwa sepuluh tahun terhangat terjadi setelah tahun 1980, tiga tahun terpanas terjadi setelah tahun 1990. Secara kuantitatif nilai perubahan temperatur rata-rata bumi ini kecil tetapi dampaknya sangat luar biasa terhadap lingkungan.
Gas Rumah Kaca
Atmosfir bumi terdiridari
bermacam-macam gas dari
fungsi yang berbeda -beda . kelompok gas yang
menjaga suhu permukaan
bumi agar tetap
hangat dikenla dengan istilah ”gas rumah kaca”. Disebut gas rumah
kaca kerna sisterm kerja gas-gas disebut
atmosfor bumi mirup dengan
cara kerja rumah kaca yang berfungsi
menahan panas matahari di dalamnya
agar suhu di
dalam rumah kaca
tetap hangat, dengan itu
tanaman didalamnya punakan dapat tumbuh dengan baik
karena memiliki panas matahari yang cukup.
Planet kita pada dasarnya membutuhkan gas-gas tersebut untuk menjaga kehidupan di dalamnya. Tanpa keberadaan gas rumah kaca, bumi akan menjadi terlalu dingin untuk di tingkalai karena tidak adanya lapisan yang mengisolasi panas matahari. Sebagai perbandingan, planet mars yang memiliki atmosfer tipis dan memiliki efek rumah kaca memiliki temperature rata-rata -320 celcius.
Contributor terbesar pemnanasan global saat ini adalah karbon dioksida (CO2), metana (CH4) yang dihasilakan agrikultur dan peternakan (terutama dari system pencemaran hewan-hewan ternak), nitrogen oksida (NO) dari pupuk, gas-gas yang digunakan untuk kulkas dan pendingin ruangn (CFC). Rusak ya hutan-hutan yang seharusnya ber fungsi sebagai penyimpan CO2 juga akan memperparah keadaan ini karena pohon-pohon yang mati akan melepaskan CO2 yang tersimpan dari dalam jaringnnya ke atmosfer.
Planet kita pada dasarnya membutuhkan gas-gas tersebut untuk menjaga kehidupan di dalamnya. Tanpa keberadaan gas rumah kaca, bumi akan menjadi terlalu dingin untuk di tingkalai karena tidak adanya lapisan yang mengisolasi panas matahari. Sebagai perbandingan, planet mars yang memiliki atmosfer tipis dan memiliki efek rumah kaca memiliki temperature rata-rata -320 celcius.
Contributor terbesar pemnanasan global saat ini adalah karbon dioksida (CO2), metana (CH4) yang dihasilakan agrikultur dan peternakan (terutama dari system pencemaran hewan-hewan ternak), nitrogen oksida (NO) dari pupuk, gas-gas yang digunakan untuk kulkas dan pendingin ruangn (CFC). Rusak ya hutan-hutan yang seharusnya ber fungsi sebagai penyimpan CO2 juga akan memperparah keadaan ini karena pohon-pohon yang mati akan melepaskan CO2 yang tersimpan dari dalam jaringnnya ke atmosfer.
Setiap
rumah kaca memiliki efek pemanasan
global yang berbeda-beda. Beberapa gas memhasilkan efek pemanasan labih parah dari CO2. Sebagai contoh sebuah molekul metan menghasilakan efek pemanasan
23 kali dari
molekul CO2. Molekul NO bahkan
menghasilakan efek pemanasan sampai 300 kali dari
molekul CO2. Gas-gas lain seperti chlirofluorocarbons (CFC) ada yang menghasilakan
efek
pemanasan hingga rubuan kali dari CO2. Tetapi untungya pemakaian
CFC telah di larang di banyak Negara karena CFC telah lama dituding
sebagai penyebab rusaknya lapisan ozon.
Ancaman Terbesar Palnet Bumi
Mencairnya es di kutub utara dan
selatan.
Pemanasan globa
berdampak langsung pada terus mencairnya es di daerah kutub utara adan kutub selatan.
Es di Greenland yang telah mencair
hamper mncapai 19 jauta ton ! dan volume es dan artik pada
musim panas 2007
haya tinggal setengah dari yang ada
4 tahun sebelumnya!
Mencairnya es saat
itu berjalan jauh lebih cepat
dari model-model prediksi yang pernah diciptakan oleh para ilmuan. Beberapa predikasi
awal yang pernah dibuat sebelumnya memperkirakan bahwa seluruh
es di kutub akan
lenyap
pada tahun 2040 sampai dengan 2100. Tetapi dari es tahunann yang tercatat hingga tahun 2007 membuat mereka perpikir ulang mengnai model prediksi yang telah dibuat sebelumnya.
Para ilmuan mengakui bahwa ada
faktor-faktor kunci yang
tidak mereka ikutkan dalam model rediksi
yang ada. Dengan menggunakan data es terbaru, serta model prediksi yang
lebih akurat, Dr.H.J.Zwally , sebagai orang ahli iklim NASA membuat prediksi baru yang
sangat mencengangkan :
HAMPIR
SEMUA ES DI
KUTUB UTARA AKAN LENYAP
PADA AKHIR MUSIM PANAS
2012 !
Baru-baru
ini sebuah fenomenal alam kembali menunjukan betapa seriusnya
kondisi ini. Pada tanggal 6 maret 2008, sebuah bingkahan es seluas 414 kilometer persegi (hamper 1,5 kali lias kota Surabaya) di antartika
runtuh.
Menurut ilmuan
peneliti , bongkahan es berbentuk pempengan yang sangat besar itu mengambang pemanet di sekitar 1.609
kilometer Amerika Selatan, berat daya semenjak Antarika . padahal, diyakini bongkahan es itu berada disana sejak 1.500 tahun lalu. “ini akibat pemanasan global,” ujar ketua peneliti NSIDC Ted
Scambos. Menurutnya, lempengan es
yang disebut Wilkins Ice Shelf itu
sangat jarang runtuh.
sekarang, setelah adanya perpecahan itu bongkahan es yang tesisa tinggal
12.950 kilometer persegi, di tambah 5,6 kilometer potongan es yang berdekatan dan
menghubungkan dua pulau :sedikit
lagi, pongkahan es terhakhir ini bisaturut
amblas
Dan, separo total area es bakal hilang dalam beberapa tahun mendatang,” ujar Scambos. “ beberapa kejadian
akhir-akhir ini merupakan titik yang memicu dalam perubahan sistem,” ujar Sarah Das, peneliti dari institus kelautan Wood Hole. Perubahan di Antartika
dari seluruh bagian dunia.
Antartika
di kutub selatan adalah daerah benua dengan wilayah pegunungan dan danau berselimut es yang
kelilingi lautan. Benua ini jauh lebih dingin dari pada Artik, sehingga lapisan es di
sana sangat jarang meleleh, bahkan ada lapisan
yang tidak pernah mencair dalam sejarah.
Tempratur rata-ratanya minus 49
Derajat Celsius, tetapi pernah mencapai hamper minus 90 Derajat Celsius pada. Juli 1983 . tak heran jika fenomena mencaiarnya es di benua yang
mengandung hampir 90 persen es di
seluruh dunia itu mendapat
perhatian serius peneliti.
Meningkatkan Level Permukaan Laut
Mencairnya es
di kutub utara dan
kutub selatan berdampak langsung pada naiknya level permukaan air laut (grafik
di samping menunjukan hasil pengukuran
level permkaan air laut selama beberapa
tahun terakhir). Para ahli
memperkirakan apabila seluruh Greenland mencari.
LEVEL PERMUKAAN LAUT AKAN NAIK SAMPAI DENGAN 7 METER !
Cukup
untuk menenggelamkan seluruh pantai, pelabuhan dan dataran rendah di seluruh dunia.
Perubahan Iklim / Cuaca Yang Semakain
Ekstrim
NASA menyatakan bahwa pemanasan
global berimbang pada semakin
ekstrimnya perubahan cuaca dari
iklim bumi. Pola curah hujan
berubah-ubah tanpa dapat
di prediksi sehingga menyebabkan banjir di
satu tempat, tetapi kekeringan di tempat
yang lain. Topan dan badai
tropis baru akan
bermunculan dengan kecenderungan semakain lama semakin kuat.
Tanpa
diperkuat oleh pernyataan NASA di atas
pun ada sudah
dapat melihat efeknya pada lingukungan di sekitar kita. Anda
tentu menyadari betapa pananya suhu di
sekitar anda belakangan ini. Anda
juga dapat melihat betapa tidak
dapat diprediksinya kedatangan musim hujan atau pun ke marau
yang mengakibatkan kerugian bagi petani karena tanpa yang seharusnya dilakukan pada musim
kemarau teryata malah hujan.
Anda
juga dapat mencerminkan kasus-kasus badai ekstrim
yang belum pernah menlanda wilanyah-wilanyah tertentu di Indonesia.
tahun-tahun belakangan ini kita makin
sering dilanda badai-badai yang mengganggu jalanya pelayaran dan pengangkutan baik via
laut meupun udara.
Bila fenomena
dalam negeri masih
belum cukup lagi
anda, anda dapat
juga mencermati berita-berita internasional mengenai bencana alam. Vadai
topan di Jepang dan Amerika Serikat terus mencegah
rekor kecepatan angin, sekala,
dan kekuatan badai dari tahun ke tahun, curah hujan
dan badai salju
di China. Juga terus mencagah rekor terbaru dari tahun ke tahun. Anda dapat
mencermati informasi-informasi ini melalui
media massa maupun
internet. Tidak satu benua
pun di dunia ini yang luput dari
perubahan iklim yang ekstrim ini.
2.3.4 Gelombang
Panas Menjadi
Semakin Ganas
Pemanasan
global mengakibat kan gelombang panas menjadi semakin sering terjadi dan dan
semakin kuat.
Tahun 2007 adalah tahun pemecahan rekor baru
untuk suhu yang di capai oleh gelombang panas yang biasa melanda Amerika
Serikat.
Daerah
St. George, Utah memegang rekor teringgi
dari suhu tertinggi mencapai 480 celcius (sebagai perbandingan, anda
dapat membanyangkan suhu kota surabanya yang terkenal panas ‘hanya’ berkisar di
antara 300-37oCelcius). Suhu di St. George di susul oleh
Las Vegas dan Nevada yang mencapai 470Cecisus, serta beberapa kota
lain di Amerika Serikat yang rata-rata
suhunya di atas 400 Celcius. Daerah Death Valley di California malah
sempat mencatat suhu 530 Celcius.
Serangan gelombang panas kali
ini bahkan memaksa
pemarintah di beberapa
Negara bagian untuk mendeklamasikan
status darurat siaga 1. Serangan tahun itu
memakan beberapa korban meninggal (karena kepanasan ), mematikan ratusan ikan ais tawar, merasuk hasil pertanian. Memicu kebakaran hutan yang hebat,
serta membunuh hewan-hewan ternak.
Pada tahun
2003, daerah Eropa selatan juga pernah mendapat serangan glombang panas hebat yang mengakibatkan tidak kurang dari
35.000 orang meninggal dunia dengan korban terbanyak di perancis (14.802 jiwa).
Perancis merupakan Negara dengan korban jiwa terbanya
karena tidak siap penduduk dapat pemerintah
selamat atas fenomena gelombang panas sebesar itu. Korban jiwa lainnya tersebar mulai Inggris, Italia, Portugal, Spanyol, dan Negara-negara Eropa lainnya. Gelombang panas ini juga menyebabkan kekeringan parah dan
kegagalan panen merata di daerah Eropa.
Mungkin kita tidak menglami
gelombang-gelombang panas maha dahsyat seperti yang dialami oleh Eropa dan Amerika Serikat, tetapi melalui pengamat dan dari apa yang anda rasakan sehari-harinya. Anda dapat juga merasakan
betapa penasnya suhu di sejitar anda.
Cobalah perhatikan seberapa sering anda mendengar atau mungkin mengucapkan sendiri kata-kata seperti: “panas bangetya hari ini !”
Apabila anda
kebetulan bekerja di dalam ruangan
ber-AC dari pagi hingga siang hari sehingga anda tidak sempa merasakan panasnya suhu belakangan ini, anda
dapat menanyakan kepada teman-teman atau
pun orang disekitar
anda yang kebetulan bekerjadi luar ruang. Orang –orang yang sehari-harinya
bekerja dengan menggunakan kendaraan terbuka di siang hari bolong ( misalnya sales dengan sepada motor) mungkin dapat menceritakan dengan labih
jelas betapa panasnya siang matahari yang menyengat penggangu mereka.
2.3.4 Habisnya Gletser-Sumber Air Bersih
Dunia
Mencairnya
gletser-gletser dunia mengancam ketesediaan air bersih, dan pada jangka panjang
akan turut menyumbang level air laut dunia. Dan sayangnya itu yang terjadi saat
ini. Gletser-gletser dunia saat
ini mencair hingga titik yang mengakibatkan
!
NASA
mencatat bahwa sejak tahun 1960 hingga 2005 saja, jumlah gletser-gletser di
berbagai belahan dunia yang hilang tidak kurang dari 8.000 meter kubik! Para
ilmuan NASA kini telah menyadari bahwa cairnya gletser, cairnya es di kudua
kutub bumi,meningkatnya temperatur bumi secara global, hingga meningkatnya
level air laut merupakan bukti–bukti bahwa planet bumi sedang terus memanasa.
Dan dipastikan bahwa umat manusialah yang bertanggung jawab untuk hal
ini.
2.4 Penyebab Pemanasan Global, Kerusakan Alam Dan Lingkungan
Penelitian
yang terlah dilakukan para ahli selama beberapa decade ter akhir ini menunjukan
bahwa ternyata makin panasnya planet bumi terkait langsung dengan gas-gas rimah
kacarumah kaca yang dihasilkan oleh aktifitas manusia.
Khsus untuk mengawasi sebab dan dampak yang
dihasilkan oleh pemanasan gobal, perserikatan bangsa –bangsa(PBB)
membentuksebuah kelompok peneliti yang disebut dengan international panel on climae change
(IPCC).setiap beberapa tahun sering, ribuan ahli dan peneliti-peneliti termaik
dunia yang bergabung dengan IPCC mengadakan
pertemuan untuk mendiskusikan penemuan-penemuan terbaru yang berhubungan
dengan pemanasan global ,dan menbuat kesimpulan dari laporan dan penemu-penemu
baru yang berhasil dikumpulkan, kemudian membuat persetujuan untuk solusi dari masalah
tisebut.
Salah satu hal pertama yang mereka temukan adalah bahwa
beberapa jenis gas rumah kaca bertanggung jawab langsung terhadap pemanasan
yang dialami, dan manusialah contributor terbesar dari terciptanya gas-gas rumah kaca tersebut. Kebanyakan dari
gas rumah kaca ini dihasilkan oleh pembakaran bahan bakar fosil pada kendaraan
bermotor, pabrik-pamrik modern, perternakan, serta pemebangkit ternaga listrik.
Egoisme dan ketidak pedulian kita adalah penyebab
timbulnya segala permasalahan lingkungan yang kita alami hari ini. Banyak dari
kita hanya Kenyamanan pribadi tanpa memikirkan dampak yang akan terjdi pada
lingkungan di sekitar kita maupun lingkungan global secara keseluruhan . tidak
mengindahkan peringatandan himbauan untuk melakukan penghematan energi.
Orang-orangnya seringkali memebeli hal-hal yang
tidak mereka perlukan mengganti barang-barang yagn semestinya masih bisa di
gunakan hanya kerena alas an bosan. Kita tidak pernah memeikirkan beberapa
banyak tenaga dan sumber daya planet ini yang rusak untuk memenuhi kebutuhan
egois kita tersebut. Janganlah
memikirkan kenyamanan hidup anda sendiri. Setidaknyapikirkan keadaan generasi
penerus anda, mereka harus menjalani hidupnya dengan segala sumber daya yang
sangat terbatas karena ulah orang tua, kakek nene, dan nenek monyang di
masalalu.tetapi bukan ka kita memeilikim energi alterntif seperti bio fuel, hidrogen,
dan lain-lain? Tetapi saja semua tidak gratis, selalu ada yang harus
dikormanka. Bio fuel menyebabkan kerusakan lingkungan karenea penanaman tanaman
bakar tersebut membutuhkan lahan yang tidak sedikit. Hidrogen masih mahal dan
belum dapat diproduksi dengan efisien. Bagimana seandainya planet kita sudah
hancur dulu sebelum kita dapat menikmati semua kengamanan teknologi tersebut?
Saat ini kita berpacu dengan waktu
Begitu bangak orang di belahan dunia lainya yang
sangat membutuhkan tiap tetes BBM yang kita nikmatin, tiap tetes air bersih
yang lainnya untuk mendukung kehidupan mereka.
Berhematlah dalam segala bentuk yang anda bis. Lakukanlah untuk dunia,
lakukanlah untuk generasi penerus anda.
2.4.1
Efek rumah kaca
Segala sumber energi yang terdapat
di Bumi berasal dari Matahari. Sebagian besar energi tersebut dalam bentuk
radiasi gelombang pendek, termasuk cahaya
tampak. Ketika
energi ini mengenai permukaan Bumi, ia berubah dari cahaya menjadi panas yang
menghangatkan Bumi. Permukaan Bumi, akan menyerap sebagian panas dan
memantulkan kembali sisanya. Sebagian dari panas ini sebagai radiasi infra merah gelombang panjang ke angkasa luar. Namun sebagian panas
tetap terperangkap di atmosfer bumi akibat menumpuknya jumlah gas rumah kaca antara lain uap
air, karbon
dioksida, dan metana yang menjadi perangkap gelombang
radiasi ini. Gas-gas ini menyerap dan memantulkan kembali radiasi gelombang
yang dipancarkan Bumi dan akibatnya panas tersebut akan tersimpan di permukaan
Bumi. Hal tersebut terjadi berulang-ulang dan mengakibatkan suhu rata-rata
tahunan bumi terus meningkat.
Gas-gas tersebut berfungsi
sebagaimana kaca dalam rumah
kaca. Dengan
semakin meningkatnya konsentrasi gas-gas ini di atmosfer, semakin banyak panas
yang terperangkap di bawahnya.
Sebenarnya, efek rumah kaca ini
sangat dibutuhkan oleh segala makhluk hidup yang ada di bumi, karena tanpanya,
planet ini akan menjadi sangat dingin. Dengan temperatur rata-rata sebesar 15
°C (59 °F), bumi sebenarnya telah lebih panas 33 °C (59 °F) dengan efek rumah
kaca (tanpanya suhu bumi hanya -18 °C sehingga es akan menutupi seluruh
permukaan Bumi). Akan tetapi sebaliknya, akibat jumlah gas-gas tersebut telah
berlebih di atmosfer, pemanasan global menjadi akibatnya.
2.4.2 Efek Umpan Balik
Efek-efek dari agen penyebab
pemanasan global juga dipengaruhi oleh berbagai proses umpan balik yang
dihasilkannya. Sebagai contoh adalah pada penguapan air. Pada kasus pemanasan akibat
bertambahnya gas-gas rumah kaca seperti CO2, pemanasan pada awalnya
akan menyebabkan lebih banyaknya air yang menguap ke atmosfer. Karena uap
air sendiri merupakan gas rumah kaca,
pemanasan akan terus berlanjut dan menambah jumlah uap air di udara hingga
tercapainya suatu kesetimbangan konsentrasi uap air. Efek rumah kaca yang
dihasilkannya lebih besar bila dibandingkan oleh akibat gas CO2
sendiri. (Walaupun umpan balik ini meningkatkan kandungan air absolut di udara,
kelembaban relatif udara hampir konstan atau bahkan agak menurun karena udara
menjadi menghangat). Umpan balik ini hanya dapat dibalikkan secara
perlahan-lahan karena CO2 memiliki usia yang panjang di atmosfer.
Efek-efek umpan balik karena pengaruh
awan sedang menjadi objek penelitian
saat ini. Bila dilihat dari bawah, awan akan memantulkan radiasi infra merah
balik ke permukaan, sehingga akan meningkatkan efek pemanasan. Sebaliknya bila
dilihat dari atas, awan tersebut akan memantulkan sinar Matahari dan radiasi
infra merah ke angkasa, sehingga meningkatkan efek pendinginan. Apakah efek
netto-nya pemanasan atau pendinginan tergantung pada beberapa detail-detail
tertentu seperti tipe dan ketinggian awan tersebut. Detail-detail ini sulit
direpresentasikan dalam model iklim, antara lain karena awan sangat kecil bila
dibandingkan dengan jarak antara batas-batas komputasional dalam model iklim
(sekitar 125 hingga 500 km untuk model yang digunakan dalam Laporan Pandangan
IPCC ke Empat). Walaupun demikian, umpan balik awan berada pada peringkat dua
bila dibandingkan dengan umpan balik uap air dan dianggap positif (menambah
pemanasan) dalam semua model yang digunakan dalam Laporan Pandangan IPCC ke Empat.
Umpan balik penting lainnya adalah
hilangnya kemampuan memantulkan cahaya (albedo) oleh es. Ketika temperatur global meningkat, es yang berada
di dekat kutub mencair dengan kecepatan yang terus meningkat. Bersama dengan
melelehnya es tersebut, daratan atau air dibawahnya akan terbuka. Baik daratan
maupun air memiliki kemampuan memantulkan cahaya lebih sedikit bila
dibandingkan dengan es, dan akibatnya akan menyerap lebih banyak radiasi Matahari.
Hal ini akan menambah pemanasan dan menimbulkan lebih banyak lagi es yang
mencair, menjadi suatu siklus yang berkelanjutan.
Umpan balik positif akibat
terlepasnya CO2 dan CH4 dari melunaknya tanah beku (permafrost) adalah mekanisme lainnya yang berkontribusi terhadap
pemanasan. Selain itu, es yang meleleh juga akan melepas CH4 yang
juga menimbulkan umpan balik positif.
2.4.3 Variasi
Matahari
Terdapat hipotesa yang menyatakan
bahwa variasi dari Matahari, dengan kemungkinan diperkuat oleh umpan balik dari
awan, dapat memberi kontribusi dalam pemanasan saat ini.] Perbedaan antara mekanisme ini
dengan pemanasan akibat efek rumah kaca adalah meningkatnya aktivitas Matahari
akan memanaskan stratosfer sebaliknya efek rumah kaca akan
mendinginkan stratosfer. Pendinginan stratosfer bagian bawah paling tidak telah
diamati sejak tahun 1960, yang tidak akan terjadi bila aktivitas Matahari
menjadi kontributor utama pemanasan saat ini. (Penipisan lapisan ozon juga dapat memberikan efek pendinginan tersebut tetapi
penipisan tersebut terjadi mulai akhir tahun 1970-an.) Fenomena variasi
Matahari dikombinasikan dengan aktivitas gunung berapi mungkin telah memberikan
efek pemanasan dari masa pra-industri hingga tahun 1950, serta efek pendinginan
sejak tahun 1950.
Ada beberapa hasil penelitian yang
menyatakan bahwa kontribusi Matahari mungkin telah diabaikan dalam pemanasan
global. Dua ilmuan dari Duke University mengestimasikan bahwa Matahari
mungkin telah berkontribusi terhadap 45-50% peningkatan temperatur rata-rata
global selama periode 1900-2000, dan sekitar 25-35% antara tahun 1980 dan 2000.[ Stott dan rekannya mengemukakan
bahwa model iklim yang dijadikan pedoman saat ini membuat estimasi berlebihan
terhadap efek gas-gas rumah kaca dibandingkan dengan pengaruh Matahari; mereka
juga mengemukakan bahwa efek pendinginan dari debu vulkanik dan aerosol sulfat
juga telah dipandang remeh.] Walaupun demikian, mereka
menyimpulkan bahwa bahkan dengan meningkatkan sensitivitas iklim terhadap
pengaruh Matahari sekalipun, sebagian besar pemanasan yang terjadi pada
dekade-dekade terakhir ini disebabkan oleh gas-gas rumah kaca.
Pada tahun 2006, sebuah tim ilmuan
dari Amerika
Serikat, Jerman dan Swiss menyatakan bahwa mereka tidak
menemukan adanya peningkatan tingkat “keterangan” dari Matahari pada seribu
tahun terakhir ini. Siklus Matahari hanya memberi peningkatan kecil sekitar
0,07% dalam tingkat “keterangannya” selama 30 tahun terakhir. Efek ini terlalu
kecil untuk berkontribusi terhadap pemansan global.[] Sebuah penelitian oleh Lockwood dan
Fröhlich menemukan bahwa tidak ada hubungan antara pemanasan global dengan
variasi Matahari sejak tahun 1985, baik melalui variasi dari output Matahari
maupun variasi dalam sinar kosmis.
2.4.4
10 Macam Penyebab Terjadinya Gobal Warming
a) Kebakaran
hutan besar-besaran
Bukan
hanya di Indonesia, sejumlah hutan di Amerika Serikat juga ikut terbakar ludes.
Dalam beberapa dekade ini, kebakaran hutan meluluhlantakan lebih banyak area
dalam tempo yang lebih lama juga. Ilmuwan mengaitkan kebakaran yang merajalela
ini dengan temperatur yang kian panas dan salju yang meleleh lebih cepat. Musim
semi datang lebih awal sehingga salju meleleh lebih awal juga. Area hutan lebih
kering dari biasanya dan lebih mudah terbakar.
b) Situs
purbakala cepat rusak
Akibat alam yang tak bersahabat,
sebuah kuil, situs bersejarah, candi dan artefak lain lebih cepat rusak di
bandingkan beberapa waktu silam. Banjir, suhu yang esktrim dan pasang laut
menyebakan itu semua. Situs bersejarah berusia 600 tahun di Thailand, Sukhotai,
sudah rusak akibat banjir besar belum lama ini.
c) Ketinggian
gunung berkurang
Tanpa
disadari banyak orang, pegunungan Alpen mengalami penyusutan ketinggian. Ini
diakibatkan melelehnya es di puncaknya. Selama ratusan tahun, bobot lapisan es
telah mendorong permukaan bumi akibat tekanannya. Saat lapisan es meleleh,
bobot ini terangkat dan permukaan perlahan terangkat kembali.
d) Satelit
bergerak lebih cepat
Emisi
karbon dioksida membuat planet lebih cepat panas, bahkan berimbas ke ruang
angkasa. Udara di bagian terluat atmosfer sangat tipis, tapi dengan jumah
karbondioksida yang bertambah, maka molekul di atmosfer bagian atas menyatu
lebih lambat dan cenderung memancarkan energi, dan mendinginkan udara
sekitarnya. Makin banyak karbondioksida di atas sana, maka atmosfer menciptakan
lebih banyak dorongan, dan satelit bergerak lebih cepat.
e) Hanya
tekuat yang bertahan
Akibat
musim yang kian tak menentu, maka hanya mahluk hidup yang kuatlah yang bisa
bertahan hidup. Misalnya, tanaman berbunga lebih cepat tahun ini, maka migrasi
sejumlah hewan lebih cepat terjadi. Mereka yang bergerak lambat akan kehilangan
makanan, sementar mereka yang lebih tangkas, bisa bertahan hidup. Hal serupa
berlaku bagi semua mahluk hidup termasuk manusia.
f) Pelelehan besar-besaran
Bukan
hanya temperatur planet yang memicu pelelehan gununges, tapi juga semua lapisan
tanah yang selama ini membeku. Pelelehan ini memicu dasar tanah mengkerut tak
menentu sehingga menimbulkan lubang-lubang dan merusak struktur seperti jalur
kereta api, jalan raya, dan rumah-rumah. Imbas dari ketidakstabilan ini pada
dataran tinggi seperti pegunungan bahkan bisa menyebabkan keruntuhan batuan.
g) Keganjilan di daerah kutub
Hilangnya
125 danau di Kutub Utara beberapa dekade silam memunculkan ide bahwa pemanasan global
terjadi lebih “heboh” di daerah kutub.Riset di sekitar sumber airyang hilang
tersebut memperlihatkan kemungkinan mencairnya bagian beku dasar bumi.
h) Mekarnya
tumbuhan di kutub utara
Saat
pelelehan Kutub Utara memicu problem pada tanaman danhewan di dataran yang
lebih rendah, tercipta pula situasi yang sama dengan saatmatahari terbenam pada
biota Kutub Utara. Tanaman di situ yang dulu terperangkap dalam es kini tidak
lagi dan mulai tumbuh. Ilmuwan menemukan terjadinya peningkatan pembentukan
fotosintesis di sejumlah tanah sekitar dibanding dengan tanah di era purba.
i)
Habitat mahluk hidup
pintah ke dataran lebih tinggi
Sejak
awal dekade 1900-an, manusia harus mendaki lebihtinggi demi menemukan tupai,
berang-berang atau tikus hutan. Ilmuwan menemukan bahwa hewan-hewan ini telah
pindah ke dataran lebih tinggi akibat pemanasan global. Perpindahan habitat ini
mengancam habitat beruang kutub juga, sebab es tempat dimana mereka tinggal
juga mencair.
j) Peningkatan kasus alergi
Sering
mengalami serangan bersin-bersin dan gatal di matasaat musim semi, maka
salahkanlah pemanasan global. Beberapa dekade terakhir kasus alergi dan asma di
kalangan orang Amerika alami peningkatan. Pola hidupdan polusi dianggap
pemicunya. Studi para ilmuwan memperlihatkan bahwa tingginya level
karbondioksida dan temperatur belakangan inilah pemicunya. Kondisi tersebut
juga membuat tanaman mekar lebih awal dan memproduksi lebih banyak serbuk sari.
No comments:
Post a Comment